Pages

Rabu, 04 November 2020

Hafal Qur'an di masa Pandemi

 Halo sahabat ilu? apa kabar kalian semua? 

walau saya yakin ya.. mungkin tidak banyak yang baca tulisanku, setidaknya saya berbagi sedikit kisah yang saya miliki. Walau kisahnya tidak wah seperti kebanyakan orang, semoga bisa bermanfaat ya ^^

intro sedikit sebelum masuk ke cerita
saya ga nyangka udah 2 tahun ga posting tulisan di blog, terakhir tahun 2018 kemarin, wah waktu cepet banget ya berjalan.
kadang pengen berbagi kisah dengan kalian, tapi belum ada waktu dan mood nya, banyak postingan yang tersimpan di draft dan ujung ujung nya ga di share hehehe
doain aja semoga bisa sering sharing disini, pastinya kisah yang baik ya ^^

Kita lanjut, dari judulnya Al-Qur'an di masa Pandemi, apakah itu?

Sungguh ini lebih tepatnya kisahku bersama Al-Qur'an di masa pandemi. Seperti yang kita tau kalau masa pandemi ini udah berlangsung lama dari Maret dan sekarang bulan November masih terus berjalan. Masa pandemi ini juga sudah membuat kegiatan dan aktivitas di rumahkan seperti kegiatan belajar mengajar salah satunya.

saya salah satu yang terkena itu. kalau orang work from home kalau saya study from home mah hehehe, kebetulan status mahasiswi masih tertancap pada diri saya. Banyak yang mengeluh di masa pandemi ini. Salah satu nya sulit belajar di masa pandemi, beberapa bidang studi saya pun sempat terhenti dan belum berjalan hingga sekarang karena berhubungan dengan aeorosol langsung (penularan covid resiko tinggi) *nanti boleh kapan kapan saya cerita tentang ini. Ya jadi saya hanya mengerjakan seadanya saja yang saya bisa selama di masa pandemi ini

Itu cerita pandeminya, terus hubungan sama Al-Qur'annya mana?
Dulu saya saat SMA pernah menuliskan impian saya menjadi hafizah 30 juz. Ya itu impian yang saya tuliskan paling atas nomor satu. Dan belum tercentang hingga sekarang, kenapa? karena saat saya menuliskannya dulu hanya tulis saja namun mungkin usaha saya dulu belum maksimal.

Saya termasuk kategori anak rumahan yang sulit keluar rumah. Jadi kebanyakan belajarnya via daring. Saya mencoba mencari tahfizh qur'an online saat SMA dulu. Ya saya dapat, tapi sungguh saat itu luar biasa sekali. Mungkin mentalku selaku anak SMA belum sekuat sekarang yang sudah ditempa oleh dosen perkuliahanku *walau tidak kuat kuat banget juga hehehe. Saat itu saya coba setoran via telpon, ya surat surat pendek. Dan yang terjadi apa? saya di stop tengah jalan dan dikatakan bacaan saya salah. Huruf Dhad saya salah huruf ro' saya tipis dan sebagainya.

Sungguh dulu aku mengira bacaanku sudah sempurna. Kecil hati dan malu diriku. Begitu sombongnya aku mengira berilmu padahal belum sejentiknya ilmu yang aku punya. Entah kenapa selepas itu saya tidak melanjutkan lagi, sempat mencoba 2-3x lagi dan belum benar saya pun tak melanjutkannya. Tulisan impianku saat itu hanya menjadi tinta hitam yang tergaris di kertas putih.

Selepas 6 tahun dari SMA,

akhir tahun pernyataan sahabatku (semoga Allah senantiasa melindunginya) menyentilku, mengiraku bahwa aku memiliki hafalan yang begitu banyak. Sungguh malu diriku. Kenapa dia bisa berpikir seperti itu? Allah telah menutup aibku. Sungguh aku jauh dari itu. Aku berpikir kenapa dia bisa berasumsi seperti itu? Dan aku pun teringat, aku pernah memposting di media sosial mengenai deadline hafalan 30 juz (sehari se ayat dsb).

Ah... mungkin dulu aku masih bersemangat. Suka memposting tapi tak seutuhnya dijalankan. Tapi nyatanya karena itu aku telah jatuh cinta untuk kedua kalinya. Kepada Al-Qur'an.

Tak langsung aku terpikir untuk menghafal setelah sahabatku berkata seperti itu. Padahal Allah sangat baik sekali telah menegurku melalui sahabatku itu. Tapi belum juga aku menyadarinya.

Hingga bulan Maret hadirlah corona ke muka bumi, membuat panik seluruh dunia. Melockdownkan aktivitas luar rumah. Berbulan-bulan ia tetap ada. Hingga datanglah bulan Ramadhan. Ramadhan yang berbeda dari sebelumnya. Dan menjadi hal yang spesial bagi diriku.

Sebulan sebelum Ramadhan hadir, Allah mengetuk hati kecilku. Tetiba aku teringat perkataan sahabatku itu di akhir tahun kemarin. Aku menangis. Sungguh kenapa mereka bisa mengira aku semulia itu? Padahal juz 30 saja aku belum hafal. Selepas dari itu aku bertekad untuk menghafal.

Aku pun menghafal dimulai dari juz 30, saya lebih mudah menghafal jika sambil mendengarkan murottal. Maka saya pun mencobanya, dan maa syaa Allah, Allah membuatku dapat menghafal ayatnya sedikit demi sedikit. Kenapa saya menggunakan metode mendengar murottal? saya berprinsip, kita mendengar lagu tanpa membaca lirik itu bisa hafal sendiri, berarti Al-Qur'an juga bisa (saya mohon dikoreksi jika metode saya ini salah)

Selepas itu Allah membuka jalan lagi bagiku.diumumkanlah ada kelas tahfiz 1 bulan 1 juz selama Ramadhan. Hatiku buncah bahagia dan langsung mendaftar. Tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dan Ramadhan kali itu begitu hikmat. Aku merasa bahagia bisa bersama Al-Qur'an. Selepas program hafalan Ramadhan mereka tidak melanjutkan program itu lagi. Dan aku pun menghafal kembali melanjutkannya sendiri.

Sungguh menghafal sendiri itu kita harus kuat karena tidak ada teman seperjuangan tadi. Dan aku pun terlena, suka malas malasan dan sebagainya. Aku pun mencari cara agar bisa mencari komunitas menghafal Qur'an. Kesana kemari aku mencari dan sungguh sulit sekali. Dan selepas saat aku tak mencarinya lagi, pembukaan kelas tahfizh online pun muncul di hadapanku. Sekali lagi Allah membuka jalan kepadaku. Allah begitu baik tapi aku masih banyak kesalahan yang perlu dibenahi

Selama menghafal Qur'an kamu tak hanya menghafal, tapi belajar tahsin juga, makhraj dan sifat huruf. Sungguh aku baru mengetahui bahwa selain lokasinya yang berbeda, huruf pun mempunyai sifatnya masing-masing dan itu yang membuat mereka berbeda dengan huruf lainnya.

Ah.. terlalu banyak kisah yang aku dapatkan selama masa pandemi. Masa pandemi yang membuat kita di rumah saja membuat banyaknya merebak kelas online, dan membuka peluang bagi kami yang ingin belajar. Salah satunya aku, yang berkeinginan belajar dan alhamdulillah bisa kesampaian untuk belajar dan menghafal.

So, yuk manfaatkan masa pandemi ini dengan hal yang bermanfaat, salah satunya bisa dengan menghafal Qur'an, dan setelah kamu menghafal Qur'an jangan lupa di murojaah juga ya. Karena tugas kita itu bukan menghafal, tapi memurojaah mentadabburi dan menjadikan Qur'an sebagai pedoman hidup kita.

Mohon doanya y sahabat semoga saya bisa menjadi hafizah 30 juz. dan saya doakan kalian yang membaca postingan ini semoga bisa menjadi hafizah 30 juz juga ^^


_____sincerely_____

Tidak ada komentar:

Posting Komentar